Selasa, 06 September 2016

ILMU-ILMU BAHASA ARAB

ILMU-ILMU BAHASA            
          Secara umum ilmu bahasa meliputi: (i) fonologi (ilmu mengenai bunyi); (ii) morfologi (ilmu mengenai pembentukan kata); (iii) sintaksis (ilmu mengenai kalimat); dan (iv) semantik (ilmu mengenai makna). Masing-masing cabang ilmu bahasa tersebut memilki satuan bahasa (satuan gramatikal) yang merupakan satuan yang dipakai sebagai dasar analisisnya.
            Fonologi memilki satuan bahasa yang berupa fonem; morfologi memilki satuan bahasa yang berupa morfem dan kata; sintaksis memilki satuan bahasa yang berupa frasa, klausa, dan kalimat. Kecuali tataran fonologi, semua tataran analisis bahasa itu selalu berhubungan dengan makna (semantik).

A.  Fonologi
         Chomsky dan Halle (1968) mengungkapkan bahwa fonologi adalah “piranti penafsir” yang menjembatani struktur luar (surface structure) dengan bentuk fonetisnya. Fonologi merupakan cabang atau tataran ilmu bahasa yang membicarakan mengenai bunyi dan fonem.

  Ruang Lingkup Fonologi
Secara sederhana, materi bidang fonologi dalam kajian ilmu bahasa dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)      fonetik dan fonemik;
2)      pengenalan alat ucap;
3)      proses terjadinya bunyi bahasa atau mekanisme ujaran;
4)      klasifikasi bunyi: fonem vokal dan konsonan, fonem kluster dan diftong;
5)      unsur suprasegmental; dan
6)      silabel (suku kata).


B.  Morfologi
            Morfologi merupakan cabang atau tataran ilmu bahasa yang bersama-sama dengan sintaksis termasuk ke dalam gramatika atau tata bahasa. Morfologi berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu kata morphology, yang berarti ilmu tentang morfem. Morfologi awalnya disebut sebagai morphemics, yang diambil dari bahasa Grieka. Istilah morfologi berpadanan dengan kata dalam bahasa Jerman, yakni formenlehre yang dalam bahasa Inggris berarti the study of form.
            Crystal (1992) mendefinisikan morfologi sebagai “the branch of grammar which studies the structure of words” (morfologi merupakan cabang gramatika/ tata bahasa yang mengkaji struktur kata).

  Ruang Lingkup Morfologi
            Ruang lingkup materi pembahasan morfologi meliputi hal-hal sebagai berikut:
1)      morfem dan cara mengidentifikasinya;
2)      morf dan alomorf;
3)      klasifikasi morfem; dan
4)      kata: hakikat, klasifikasi; serta cara pembentukannya;
a.  proses morfologis; dan
b.  morfofenemik.


C.  Sintaksis
          Istilah sintaksis secara langsung terampil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Pateda (1994), menyatakan bahwa sintaksis berasal dari kata Yunani (sun = “dengan” + tattein “menempatkan”). Jadi, kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama menjadi kelompok kata atau kalimat.

  Ruang Lingkup Sintaksis
            Ruang lingkup pembahasan sintaksis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1)      alat sintaksis;
2)      satuan-satuan sintaksis;
3)      jenis dalam satuan-satuan sintaksis; dan
4)      analisis sintaksis.


D.  Semantik
            Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna (‘arti’, yang dalam bahasa Inggris disebut meaning). Istilah ini merupakan istilah baru dalam bahasa Inggris.
            Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Prancis yang diserap dari bahasa Yunani dan diperkenalkan oleh M. Breal. Di dalam kedua istilah itu (semantics dan semantique), sebenarnya semantik belum tegas membahas makna sebagai objeknya sebab yang dibahas lebih banyak yang berhubungan dengan sejarahnya.
            Coseriu dan geckeler menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada tiga istilah yang berhubungan dengan semantik, yaitu: (i) linguistic semantics; (ii) the semantics of logicians; dan (iii) general semantics.
           
  Ruang Lingkup Semantik
            Objek semantik ialah makna. Sebagai sebuah disiplin ilmu, semantik memiliki ruang lingkup kajian sebagai berikut:
1)      pengertian semantik;
2)      jenis semantik;
3)      kedudukan semantik dalam semiotik;
4)      hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain;
5)      pengertian makna;
6)      jenis-jenis makna;
7)      perubahan makna;
8)      hubungan makna dalam gaya bahasa, peribahasa, dan ungkapan;
9)      hal-hal yang berkait dengan relasi makna, seperti antonim, hiponim, homonim, polisemi, sinonim, dan medan makna; dan
    10)  Cara menganalisis makna

ILMU-ILMU BAHASA ARAB
       Dari aspek cabang ilmu bahasa ‘arab dari berbagai referensi yang ada para sastrawan ‘arab menyimpulkan ada sekitar 13 cabang ‘ilmu bahasa ‘arab yang mereka sebut sebagai ‘ulumul ‘arabiayah : 

1.Ilmu lughah 
          Obyek ilmu lughah adalah kata-kata (lafadz) arab bersamaan dengan maknanya. Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata dan seluk beluk kata. Tujuan ilmu ini untuk membrikan pondasi dalam percakapan, pidato, surat-menyurat, sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan menulis dengan baik pula. Rata-rata Imam mazhab besar memang ahli membuat sya’ir, semisal Imam syafi’I dalam Diwan Asy-Syafi’i yang berjudul حب النساء :

2.Ilmu nahwu
        Obyek ilmu nahwu adalah hukum-hukum huruf, kata, dan kalimat, dan bagaimana bunyi akhir dari sebuah kata. Inti dari ‘ilmu nahwu adalah ‘irab. Dengan kaidah-kaidah ini orang dapat mengetahui Arab baris akhir kata (kasus), kata-kata yang tetap barisnya (mabni), kata yang dapat berubah ( mu’rab). Tujuanya adalah untuk menjaga kesalahan-kesalahan dalam mempergunakan bahasa , untuk menghindarkan kesalahan makna dalam rangka memahami AI-Quran dan Hadist, dan tulisan-tulisan ilmiah atau karangan. Dalam tata bahasa/ sintaksis Arab, dikenal istilah Fi’iil dan Harf, jumlah Islamiyah dan Fi’liyah serta Syibhul al jumlah.

3.Ilmu Sharaf (morfologi Arab) 
         Obyek Ilmu Sharaf adalah bentuk kata dan perubahan bentuk kata atau turunan yang biasa disebut tashrif.

4.Ilmu Isytiqaq
         Obyek Ilmu isytiqaq adalah pengetahuan tentang asal kata dan pemecahannya, tentang imbuhan pada kata (hampir sama dengan ilmu Sharaf).

5.Ilmu ‘arudh
        Obyek ilmu 'arudl adalah hal-hal yang berkaitan dengan karya sastra syair dan puisi. llmu Arudh memberitahukan tentang wazan-wazan (timbangan) syair dan tujuanya adalah untuk membedakan proses dalam puisi membedakan syair dan bukan syair .Dengan ilmu arudh ini dikenal bahar syair seperti berikut ini : bahar thawi, bahar madid, bahar basith, bahar wafir, bahar kamil, bahar hijaz, bahar rozaz, bahar sari’ bahar munsarih, bahar khafif, bahar mudhari, bahar muqradmib, bahar mujtas, bahar mutaqarib, bahar Romawi dan bahar mutadarik.

6.Ilmu Qawafi
         Obyek ilmu qawafi adalah suku terakhir kata dari bait-bait syair sehingga diketahui keindahan syair. Yang memprakarsai adanya Qawafi ialah Muhallil bin Rabi’ah paman Amruul Qaisy.

7.llmu Qardhus Syi’ri
         Obyek ilmu ini adalah karangan yang berirama (lirik), dengan tekanan suara yang tertentu. Gunanya untuk membantu menghafalkan syair dan mempertajam ingatan pembaca syair.

8.Ilmu khat/imla
        Obyek ilmu ini adalah pengetahuan tentang huruf dan cara merangkaikannya, termasuk bentuk halus kasarnya dan seni menulis dengan indah dapat dibedakan dalam beberapa bentuk mulai dari khat tsulus, Diwan, Parsi dan khat nasakh. Penemu pertama ilmu khat adalah nabi Idris karena beliaulah yang pertama kali menulis dengan kalam. 

9.Ilmu Insyak
        Obyek ilmu ini adalah pengetahuan tentang tata cara menyusun surat, buku, pidato, cerita artikel, features dan sebagainya. Gunanya untuk menjaga jangan sampai salah dalam dunia karang-mengarang.

10.Ilmu Mukhadarat
      Obyek ilmu ini adalah pengetahuan tentang cara-cara memperdalam suatu persoalan, untuk diperdebatkan didepan majlis, untu menambah keterampilan berargumentasi, mahir bertutur dan terampil mengungkapkan cerita.

11.Ilmu Badi’
         Obyek ilmu ini adalah pengetahuan, tentang seni sastra, Penemu imu ini adalah Abdullah bin Mu’taz. llmu ini ditujukan untuk menguasai seluk beluk sastra sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan kata- sesuai tempatnya sehingga kata-kata tadi berlin bertelindan dengan indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.

12.Ilmu Bayan
         Obyek ilmu ini adalah beberapa peraturan dan kaedah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam kalimat penemunya adalah Abu Ubaidah yang menyusun pengetahuan ini dalam “Mujazu Al-Quran” kemudian berkembang pada imam Ahu T ,qahir disempurnakan oleh pujangga-pujangga Arab lainnya seperti AI-Jahiz, .lbnu Mu’taz, Qaddamah dan Abu Hilal Al- Asikari. Dengan ilmu ini akan diketahui rahasia bahasa arab dalam prosa dan puisi, keindahan sastra Al-Quran dan Hadist Tanpa mengetahui ilmu ini seseorang tidak akan dapat menilai apalagi memahami isi al Quran dan Sabda nabi dengan sesungguhnya.

13.Ilmu Ma’ani
         Obyek ilmu ini adalah pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah disebutkan “Muthabiq Lil /muqtadhal Hali” tujuannya untuk mengetahui I’jaz Al-Quran, keindahan sastra Al-Quran yang tiada taranya.

BAHASA

A.      Pengertian Bahasa

Kata "bahasa" menurut wikipedia berasal dari bahasa Sanskerta "भाषा" (bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk dipergunakan bertutur dengan manusia lainnya dengan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik. Perkiraan jumlah dari bahasa-bahasa di dunia beragam antara 6.000-7.000 bahasa.
 
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.[1]

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’.

B.       Karakteristik Bahasa

Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
  • Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi ituBahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.
  • Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.
Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
  • Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

C.      Fungsi-Fungsi Bahasa
Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.[2]
  • Fungsi Personal atau Pribadi
Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.
  • Fungsi Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.
  • Fungsi Fatik
Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.Fungsi Referensi
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.
  • Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.
  • Fungsi Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.

[1] Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal 11
[2] Ibid, hal 15

Soal Olimpiade Bahasa Arab Tahun 2019

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Internasional. Satu dari enam bahasa resmi yang digunakan dalam organisasi Perserikatan Bangsa-ba...