ILMU-ILMU BAHASA
Secara umum ilmu bahasa meliputi: (i) fonologi (ilmu mengenai
bunyi); (ii) morfologi (ilmu mengenai pembentukan kata); (iii) sintaksis
(ilmu mengenai kalimat); dan (iv) semantik (ilmu mengenai makna).
Masing-masing cabang ilmu bahasa tersebut memilki satuan bahasa
(satuan gramatikal) yang merupakan satuan yang dipakai sebagai dasar
analisisnya.
Fonologi memilki satuan bahasa yang berupa fonem; morfologi memilki
satuan bahasa yang berupa morfem dan kata; sintaksis memilki satuan
bahasa yang berupa frasa, klausa, dan kalimat. Kecuali tataran fonologi,
semua tataran analisis bahasa itu selalu berhubungan dengan makna
(semantik).
A. Fonologi
Chomsky dan Halle (1968) mengungkapkan bahwa fonologi adalah “piranti penafsir” yang menjembatani struktur luar (surface structure) dengan bentuk fonetisnya. Fonologi merupakan cabang atau tataran ilmu bahasa yang membicarakan mengenai bunyi dan fonem.
Ruang Lingkup Fonologi
Secara sederhana, materi bidang fonologi dalam kajian ilmu bahasa dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) fonetik dan fonemik;
2) pengenalan alat ucap;
3) proses terjadinya bunyi bahasa atau mekanisme ujaran;
4) klasifikasi bunyi: fonem vokal dan konsonan, fonem kluster dan diftong;
5) unsur suprasegmental; dan
6) silabel (suku kata).
B. Morfologi
Morfologi merupakan cabang atau tataran ilmu bahasa yang bersama-sama
dengan sintaksis termasuk ke dalam gramatika atau tata bahasa. Morfologi
berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu kata morphology, yang berarti ilmu tentang morfem. Morfologi awalnya disebut sebagai morphemics, yang diambil dari bahasa Grieka. Istilah morfologi berpadanan dengan kata dalam bahasa Jerman, yakni formenlehre yang dalam bahasa Inggris berarti the study of form.
Crystal (1992) mendefinisikan morfologi sebagai “the branch of grammar which studies the structure of words” (morfologi merupakan cabang gramatika/ tata bahasa yang mengkaji struktur kata).
Ruang Lingkup Morfologi
Ruang lingkup materi pembahasan morfologi meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) morfem dan cara mengidentifikasinya;
2) morf dan alomorf;
3) klasifikasi morfem; dan
4) kata: hakikat, klasifikasi; serta cara pembentukannya;
a. proses morfologis; dan
b. morfofenemik.
C. Sintaksis
Istilah sintaksis secara langsung terampil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Pateda (1994), menyatakan bahwa sintaksis berasal dari kata Yunani (sun
= “dengan” + tattein “menempatkan”). Jadi, kata sintaksis secara
etimologis berarti menempatkan bersama-sama menjadi kelompok kata atau
kalimat.
Ruang Lingkup Sintaksis
Ruang lingkup pembahasan sintaksis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) alat sintaksis;
2) satuan-satuan sintaksis;
3) jenis dalam satuan-satuan sintaksis; dan
4) analisis sintaksis.
D. Semantik
Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada
studi tentang makna (‘arti’, yang dalam bahasa Inggris disebut meaning). Istilah ini merupakan istilah baru dalam bahasa Inggris.
Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam
bahasa Prancis yang diserap dari bahasa Yunani dan diperkenalkan oleh
M. Breal. Di dalam kedua istilah itu (semantics dan semantique),
sebenarnya semantik belum tegas membahas makna sebagai objeknya sebab
yang dibahas lebih banyak yang berhubungan dengan sejarahnya.
Coseriu dan geckeler menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada tiga istilah yang berhubungan dengan semantik, yaitu: (i) linguistic semantics; (ii) the semantics of logicians; dan (iii) general semantics.
Ruang Lingkup Semantik
Objek semantik ialah makna. Sebagai sebuah disiplin ilmu, semantik memiliki ruang lingkup kajian sebagai berikut:
1) pengertian semantik;
2) jenis semantik;
3) kedudukan semantik dalam semiotik;
4) hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain;
5) pengertian makna;
6) jenis-jenis makna;
7) perubahan makna;
8) hubungan makna dalam gaya bahasa, peribahasa, dan ungkapan;
9) hal-hal yang berkait dengan relasi makna, seperti antonim, hiponim, homonim, polisemi, sinonim, dan medan makna; dan
10) Cara menganalisis makna
ILMU-ILMU BAHASA ARAB
Dari aspek cabang ilmu
bahasa ‘arab dari berbagai referensi yang ada para sastrawan ‘arab
menyimpulkan ada sekitar 13 cabang ‘ilmu bahasa ‘arab yang mereka sebut
sebagai ‘ulumul ‘arabiayah :
1.Ilmu lughah
Obyek ilmu lughah adalah kata-kata (lafadz) arab bersamaan dengan maknanya. Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata dan seluk beluk kata. Tujuan ilmu ini untuk membrikan pondasi dalam percakapan, pidato, surat-menyurat, sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan menulis dengan baik pula. Rata-rata Imam mazhab besar memang ahli membuat sya’ir, semisal Imam syafi’I dalam Diwan Asy-Syafi’i yang berjudul حب النساء :
2.Ilmu nahwu
2.Ilmu nahwu
Obyek ilmu nahwu adalah hukum-hukum huruf, kata, dan kalimat, dan bagaimana bunyi akhir dari sebuah kata. Inti dari ‘ilmu nahwu adalah ‘irab. Dengan kaidah-kaidah ini orang dapat mengetahui Arab baris akhir kata (kasus), kata-kata yang tetap barisnya (mabni), kata yang dapat berubah ( mu’rab). Tujuanya adalah untuk menjaga kesalahan-kesalahan dalam mempergunakan bahasa , untuk menghindarkan kesalahan makna dalam rangka memahami AI-Quran dan Hadist, dan tulisan-tulisan ilmiah atau karangan. Dalam tata bahasa/ sintaksis Arab, dikenal istilah Fi’iil dan Harf, jumlah Islamiyah dan Fi’liyah serta Syibhul al jumlah.
3.Ilmu Sharaf (morfologi Arab)
3.Ilmu Sharaf (morfologi Arab)
Obyek Ilmu Sharaf adalah bentuk kata dan perubahan bentuk kata atau turunan yang biasa disebut tashrif.
4.Ilmu Isytiqaq
Obyek Ilmu isytiqaq adalah pengetahuan tentang asal kata dan pemecahannya, tentang imbuhan pada kata (hampir sama dengan ilmu Sharaf).
5.Ilmu ‘arudh
5.Ilmu ‘arudh
Obyek ilmu 'arudl adalah hal-hal yang berkaitan dengan karya sastra syair dan puisi. llmu Arudh memberitahukan tentang wazan-wazan (timbangan) syair dan tujuanya adalah untuk membedakan proses dalam puisi membedakan syair dan bukan syair .Dengan ilmu arudh ini dikenal bahar syair seperti berikut ini : bahar thawi, bahar madid, bahar basith, bahar wafir, bahar kamil, bahar hijaz, bahar rozaz, bahar sari’ bahar munsarih, bahar khafif, bahar mudhari, bahar muqradmib, bahar mujtas, bahar mutaqarib, bahar Romawi dan bahar mutadarik.
6.Ilmu Qawafi
6.Ilmu Qawafi
Obyek ilmu qawafi adalah suku terakhir kata dari bait-bait syair sehingga diketahui keindahan syair. Yang memprakarsai adanya Qawafi ialah Muhallil bin Rabi’ah paman Amruul Qaisy.
7.llmu Qardhus Syi’ri
7.llmu Qardhus Syi’ri
Obyek ilmu ini adalah karangan yang berirama (lirik), dengan tekanan suara yang tertentu. Gunanya untuk membantu menghafalkan syair dan mempertajam ingatan pembaca syair.
8.Ilmu khat/imla
8.Ilmu khat/imla
Obyek ilmu ini adalah pengetahuan tentang huruf dan cara merangkaikannya, termasuk bentuk halus kasarnya dan seni menulis dengan indah dapat dibedakan dalam beberapa bentuk mulai dari khat tsulus, Diwan, Parsi dan khat nasakh. Penemu pertama ilmu khat adalah nabi Idris karena beliaulah yang pertama kali menulis dengan kalam.
9.Ilmu Insyak
Obyek ilmu ini adalah pengetahuan tentang tata cara menyusun surat, buku, pidato, cerita artikel, features dan sebagainya. Gunanya untuk menjaga jangan sampai salah dalam dunia karang-mengarang.
10.Ilmu Mukhadarat
10.Ilmu Mukhadarat
Obyek ilmu ini adalah pengetahuan tentang cara-cara memperdalam suatu persoalan, untuk diperdebatkan didepan majlis, untu menambah keterampilan berargumentasi, mahir bertutur dan terampil mengungkapkan cerita.
11.Ilmu Badi’
11.Ilmu Badi’
Obyek ilmu ini adalah pengetahuan, tentang seni sastra, Penemu imu ini adalah Abdullah bin Mu’taz. llmu ini ditujukan untuk menguasai seluk beluk sastra sehingga memudahkan seseorang dalam meletakkan kata- sesuai tempatnya sehingga kata-kata tadi berlin bertelindan dengan indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.
12.Ilmu Bayan
12.Ilmu Bayan
Obyek ilmu ini adalah beberapa peraturan dan kaedah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam kalimat penemunya adalah Abu Ubaidah yang menyusun pengetahuan ini dalam “Mujazu Al-Quran” kemudian berkembang pada imam Ahu T ,qahir disempurnakan oleh pujangga-pujangga Arab lainnya seperti AI-Jahiz, .lbnu Mu’taz, Qaddamah dan Abu Hilal Al- Asikari. Dengan ilmu ini akan diketahui rahasia bahasa arab dalam prosa dan puisi, keindahan sastra Al-Quran dan Hadist Tanpa mengetahui ilmu ini seseorang tidak akan dapat menilai apalagi memahami isi al Quran dan Sabda nabi dengan sesungguhnya.
13.Ilmu Ma’ani
13.Ilmu Ma’ani
Obyek ilmu ini adalah pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah disebutkan “Muthabiq Lil /muqtadhal Hali” tujuannya untuk mengetahui I’jaz Al-Quran, keindahan sastra Al-Quran yang tiada taranya.